مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلَا نَصَبٍ وَلَا سَقَمٍ وَلَا حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلَّا كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ
Tidaklah menimpa seorang mukmin satu rasa sakit, kelelahan, penyakit atau kesedihan hingga rasa sedih yang dirasakannya kecuali akan menghapus dosa kesalahannya (HR Muslim).
Sehingga tidak ada perkara seorang muslim kecuali kebaikan. Demikianlah Rasululloh sampaikan dalam sabda beliau yang lainnya:
عَجِبْتُ مِنْ أَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَ الْمُؤْمِنِ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ كَانَ ذَلِكَ لَهُ خَيْرًا وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ فَصَبَرَ كَانَ ذَلِكَ لَهُ خَيْرًا
Aku kagum dengan perkara seorang mukmin, seungguh perkara seorang mukmin seluruhnya kebaikan baginya dan tidak ada hal itu pada seorang kecuali mukmin. Apabila menimpa mereka kesenangan maka ia bersyukur. Hal itu menjadi kebaikan baginya dan bila menimpanya kesulitan maka ia bersabar, mak hal itu menjadi kebaikan baginya (HR Ahmad).
وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ ا
Sesungguhnya kemenangan bersama kesabaran. (HR Ahmad).
1. Meyakini bahwa doa seorang muslim mustajab bila memenuhi syarat-syaratnya sebagaimana sabda Rasululloh :
مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ إِذًا نُكْثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
Tidak ada seorang muslim dimuka bumi ini berdoa kepada Allah kecuali Allah akan memberikannya atau dipalingkan darinya kejelekan seperti itu, selama tidak berdoa dengan dosa atau memutus kekerabatan. Lalu seorang dari kaum berkata: Kalau begitu kita memperbanyak (doa)! beliau menjawab: Allah lebih banyak lagi (memberinya). (HR at-Tirmidzi dan dishohihkan dalam kitab Shohih kitab al-Adzkaar karya Syeikh Salim al-Hilali).
Apalagi bila yang melakukannya adalah para ulama dunia dan kaum muslimin, tentunya lebih mungkin diijabahi.
2. Tidak tergesa-gesa mendapatkan dan melihat hasil dari doa itu, bisa jadi doa-doa tersebut dikabulkan dengan sisi kedua yaitu dihilangkan dari mereka bahaya dan musibah yang lebih besar dari yang dihadapi sekarang ini. Hal ini tidak mustahil adanya.
3. Mengingatkan kaum muslimin di palestina untuk kembali kepada agama Islam yang benar sehingga mereka dapat bersatu dan tidak berpecah belah, kemudian Allah hilangkan musibah tersebut. Sebab Allah tidak merubah satu kaum kecuali mereka merubah keadaan mereka sendiri. Ingatlah dengan sabda Rasululloh :
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
Apabila kalian telah berjual beli dengan al-ienah, mengambil ekor sapi, ridho dengan pertanian dan meninggalkan jihad maka Allah menjadikan kalian hina. Tidak akan Allah cabut hingga kalian kembali kepada agama kalian. (HR Abu Dawud dengan sanad hasan).
Dan firman Allah yang artinya :
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Rad/13:11)
4. Berbaik sangka kepada Allah dengan menjadikan semua musibah yang ada sebagai sebab tingkah polah anak manusia dan Allah masih banyak mengampuni mereka dan tidak membalas mereka dengan keadilan. Seandainya Allah berbuat adil terhadap kita didunia ini tentulah dosa dan kebodohan kita membuat kita binasa didunia dan akherat.
5. Merujuk dalam memahami kondisi yang ada kepada para ulama syariat dan bersikap hati-hati tidak gegabah dalam menyikapi hal-hal besar seperti ini.
Mudah-mudahan jawaban singkat ini bermanfaat bagi kita. Wabillahitaufiq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan bila ingin berkomentar.